Cajon, sebuah alat musik berbentuk kotak yang dipukul

Akhir-akhir ini, arah dunia permusikan banyak di isi oleh musik akustik. Hal ini sejalan dengan maraknya kedai kopi yang menyajikan pertunjukan live musik berbarengan dengan beranekaragam jenis minuman kopi. Begitupun peminat musik akustik itu sendiri, jika kita melihat ke salah satu situs berbagi video yang paling populer, Youtube, ada banyak sekali content creator yang menyajikan cover lagu dan membawakannya dengan aransemen akustik.

Menurut saya, kepopuleran musik akustik itu, karena untuk mendapatkan pertunjukan musik yang asik dan enak didengar itu tidak perlu dengan peralatan yang terlalu mahal. Untuk mengiringi nyanyian lagu, minimal kita hanya butuh gitar sebagai alat musik melodis, dan cajon sebagai pengganti drum untuk sebagai alat musik perkusi. Dan menurut saya itu cukup simpel dan praktis di gunakan bagi musisi yang mencari rezeki di acara live musik di cafe-cafe yang menyediakan.

Cajon

Dari alat musik yang sudah di singgung diatas, saya ingin membahas tentang Cajon, sebuah alat musik berbentuk kotak yang sering disalah ucapkan oleh orang yang bahkan cukup mahir memainkannya. Cajon itu dibaca 'ka-hon' yang merupakan istilah dari bahasa Spanyol yang berarti 'kotak'.

Sebagai alat musik, cajon dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan, jari-jari maupun stick brush untuk cajon. Cajon dibuat dari lapisan kayu dengan ketebalan 1,3 cm hingga 1,9 cm untuk sisi-sisi yang tida dipukul. Sedangkan sisi depan merupakan sisi yang bertindak sebagai 'membran', terbuat dari multipleks dengan ketebalan 12 mm yang ditambahkan mekanisme kawat snare. Kemudian, disisi belakang cajon diberi lubang yang biasanya berdiameter 12 cm.

Asal mula Cajon

Cajon merupakan salah satu contoh benda yang muncul akibat terjadinya era kolonialisme. Cajon muncul pada sekitar abad ke-18, ketika terjadi penjajahan negara Peru oleh bangsa Spanyol. Pada masa itu, pemerintahan Spanyol melarang keras para budak Peru untuk memainkan alat musik. Kebijakan ini sangat bertentangan dengan orang-orang Peru yang memiliki menjunjung tinggi tradisi dan memiliki bakat alami di dunia musik. 

Karena merasa sangat sulit untuk hidup didalam aturan kolonialisme, para penduduk Peru menemukan ide baru untuk mencari solusi permasalahan mereka. Mereka mulai mengumpulkan kayu-kayu bekas yang tidak terpakai, kemudian merakitnya hingga menjadi instrumen yang berbentuk kotak. Alasan pemilihan bentuk kotak ini didasari sebagai siasat agar tidak di curigai oleh orang Spanyol. 

Cajon Koning, produk Indonesia

Perkembangan Cajon

Seiring dengan berjalannya waktu, orang-orang Peru mulai menyadari bahwa alat musik yang mereka buat ternyata dapat menghasilkan suara yang bagus dan selaras dengan lagu tradisional mereka. Hari-hari mereka jalani dengan perbaikan-perbaikan kualitas cajon yang mereka buat, termasuk juga teknik pukulan cajon juga semakin berkembang. Suara yang dihasilkan cajon digunakan sebagai irama pengiring tarian dan mampu membawa semangat dalam hidup. Kehadiran cajon kemudian menjadi lambang kerinduan akan kebebasan, kebersamaan dan kemerdekaan. Cajon menjadi sesuatu yang sangat berarti dan tidak dapat dipisahkan dari mereka. Usaha mereka dalam menjaga keberadaan cajon juga berhasil. Bahkan orang Spanyol tidak mampu untuk mencegahnya karena bahkan orang-orang 'berkulit putih' juga senang dengan permainan cajon dan juga ikut memainkannya.

Cajon mencapai puncak kepopuleran pada pertengahan abad ke-19. Akibat dari migrasi dan eksplorasi orang eropa, cajon juga dibawa dan diperkenalkan ke seluruh dunia. Hal itu terus berlanjut hingga saat ini, bahkan penggunaan cajon menjadi tidak terbatas akibat dari jiwa kreatifitas setiap manusia.

Festival Cajon di Peru

Di negara Peru sendiri, tempat lahirnya cajon. Saat ini sudah rutin dilaksanakan festival cajon yang bertajuk 'Festival Internacional del Cajón Peruano' yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di Peru.

Cajon sekarang bahkan tidak selalu berbentuk kotak yang basic dengan jumlah 6 sisi, bahkan ada cajon yang terangkai dalam bentuk 7 sisi, berbentuk tabung, hingga cajon travel yang berbentuk tipis dan mudah dibawa kemana-mana.

Brand-brand cajon yang populer didunia yaitu diantaranya ada Meinl yang merupakan produk dari negara asal Jerman, ada Latin Percussion (LP Percussion) brand asal Amerika Serikat, dan cajon merk Pearl yang berasal dari Jepang. 

Cajon Portabel dari LP Percussion

Di Indonesia sendiri juga ada merk lokal dengan kualitas yang bersaing dengan brand-brand internasional diatas, diantaranya yaitu brand Kyre Drums, Koning Percussion, dan Mandalika Music. Selain brand ini tentunya ada brand-brand lokal lain yang bagus, namun dari pengetahuan saya yang tidak telalu banyak, menurut saya ketiga brand tersebut cukup sering terdengar ditelinga saya.

Perpesanan

Dibalik kepopuleran alat musik cajon, ternyata ada sejarah kelam yang tersembunyi dibalik keberdaannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa era penjajahan dizaman dulu, merupakan bentuk keserakahan manusia yang bahkan mereka sendiri menutup mata atas kesengsaraan dan penderitaan orang-orang yang ditindas.  Saya jadi teringat dengan kutipan lirik sebuah lagu, bunyinya begini :

Makin hari makin susah saja menjadi manusia yang manusia, sepertinya menjadi manusia adalah masalah buat manusia. 
- Iksan Skuter

Semoga saja masalalu kehidupan manusia yang kelam dan tidak berkemanusiaan tidak terjadi lagi di kehidupan kedepannya bahkan dalam bentuk-bentuk baru yang menyengsarakan. ^^

Posting Komentar